Jumat, 19 Mei 2017

Praktik KBI dan KBE

STIKES Darul Azhar Batulicin Program Studi D-III Kebidanan
Dosen Pengampu : Lidia Widia,SST,.M.Kes
Mata Kuliah         : Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal




Kompresi Bimanual Eksterna (KBE) & Kompresi Bimanual Interna (KBI)

Kompresi Bimanual
Ada beberapa macam pengertian dari kompresi bimanual,antara lain sebagai berikut:
·         Kompresi bimanual adalah suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum.dinamakan demikian karena secara literature melibatkatkan kompresi uterus diantara dua tangan.(varney,2004)
·         Menekan rahim diantara kedua tangan dengan maksud merangsang rahim untuk berkontraksi dan mengurangi perdarahan (depkes RI,1996-1997)
·         Tindakan darurat yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan pasca salin.(depkes RI,1997)
1.      Kompresi Bimanual Eksterna (KBE)
Kompresi bimanual eksterna merupakan tindakan yang efektif untuk mengendalikan perdarahan misalnya akibat atonia uteri. Kompresi bimanual ini diteruskan sampai uterus dipastikan berkontraksi dan perdarahan dapat dihentikan.ini dapat di uji dengan melepaskan sesaat tekanan pada uterus dan kemudian mengevaluasi konsistensi uterus dan jumlah perdarahan.
Penolong dapat menganjurkan pada keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna sambil penolong melakukan tahapan selanjutnya untuk penatalaksanaan atonia uteri. Dalam melakukan kompresi bimanual eksterna ini, waktu sangat penting, demikian juga kebersihan. sedapat mungkin ,gantillah sarung tangan atau cucilah tangan sebelum memulai tindakan ini.
KBE menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua beah telapak tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah yang keluar. Bila perdarahan berkurang,kompresi diteruskan , pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi. Bila belum berhasil diakukan kompresi bimanual internal.
2.      Kompresi Bimanual Interna (KBI)
Ada kalanya setelah kelahiran plasenta terjadi perdarahan aktif dan uterus tidak berkontraksi walaupun sudah dilakukan menajemen aktif kala III. Dalam kasus ini uterus tidak berkontraksi dengan penatalaksanaan menajemen aktif kala III dalam waktu 15 detik setelah plasenta lahir. Tindakan atau penanganan yang dapat dilakukan adalah melakukan tindakan kompresi bimanual interna,kompresi bimanual eksterna atau kompresi aorta abdominalis. Sebelum melakukan tindakan ini harus dipastikan bahwa penyebab perdarahan aadalah atonia uteri,dan pastikan tidak ada sisa plasenta.
Proses penanganan atonia uteri ini merupakan suatu rangkaian tindakan dalam proses persalinan. Kompresi Bimanual adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara mekanik. Proses mekanik yang digunakan adalah aplikasi tekanan pada korpus uteri sebagai upaya pengganti kontraksi miometrium ( yang untuk sementara waktu tidak dapat berkontraksi). Kontraksi miometrium dibutuhkan untuk menjepit anyaman cabang-cabang pembuluh darah besar yang berjalan diantaranya.
Kompresi bimanual interna dilakukan saat terjadi perdarahan. Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta.
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998).
Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (Williams, 1998)
HPP biasanya kehilangan darah lebih dari 500 ml selama atau setelah kelahiran (Marylin E Dongoes, 2001).
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
·         Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
·         Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
       Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum :
a.       Menghentikan perdarahan.
b.      Mencegah timbulnya syok.
c.       Mengganti darah yang hilang.Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan.
              Berdasarkan penyebabnya :
a.       Atoni uteri (50-60%)
b.      Retensio plasenta (16-17%)
c.       Sisa plasenta (23-24%)
d.      Laserasi jalan lahir (4-5%)
e.       Kelainan darah (0,5-0,8%)
Penatalaksanaan KBI dan KBE:
Persiapan
Tempat : Ruangan tertutup ,aman, tenang dan nyaman
Alat :
Lembar informed consent ( persetujuan ).Alas bokong dan alas penutup perut bawah.Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).Oksitosin 20 IU (2 ampul).Ergometrin 0,20 mg/ml.Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).Misoprostol 600-1000mcg.Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.Tensimeter dan stateskop.Lampu sorot.Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23) 2 buahKateter nelaton. Handuk bersih.Minuman manis untuk rehidrasi
Pasien :
Pasien sudah mengerti dengan tindakan yang akan dilakukan. Ia mengerti bahwa tindakan dilakukan karenauterusnya tidak berkontraksi dengan baik,Keluarga sudah memahami peran sertanya untuk tindakan kompresi bimanual eksterna.
Penolong : Siap melakukan kompresi bimanual interna,Kedua tangan sudah memakai sarung tangan DTT.
Tindakan :
1.      Mengosongkan kandung kemih pasien
2.      Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan ini disebabkan oleh atonia uteri.
3.      LAKUKAN DENGAN SEGERA KOMPRESI BIMANUAL INTERNA (KBI)
a.       Penolong berdiri di depan vulva.
b.      Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
c.       Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
d.      Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu berikan analgesik).
e.       Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke kranioanterior.
f.       Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
g.      Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
h.      Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
·         YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan lalu pantau kala IV dengan ketat.
·         TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
4.      Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
5.      Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5% lalu bersihkan sarung tangan.
6.      Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna), kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memsang infus dan memberikan obat uterotonika.
Cara melakukan KBE adalah sebagai berikut :
a.       Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
b.      Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding abdomen.
c.       Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang dan dorong uterus ke arah korpus depan.
d.      Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
e.       Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan belakang dan depan).
f.       Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan pertolongan berikutnya. 
7.      Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi.
8.      Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20 unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
9.      Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI.
Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
10.  Segera merujuk pasien
11.  Mendampingi pasien ke tempat rujukan
12.  Melakukan infus oksitosin 20 unit dalam 500 cc Ringer Laktat dengan laju 500 ml/jam hingga tiba di empat rujukan atau hingga menghabiskan 1,5 L infus, kemudian lanjutkan dengan kecepatan 125 ml/jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup, beri 500 ml kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minuman untuk rehidarasi. 

Minggu, 14 Mei 2017

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PENYULUHAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK



  STIKes Darul Azhar Batulicin Program Studi D-III Kebidanan
  Dosen Pengampu : Tuti Meihartati,SST,.M.Kes
  Mata Kuliah        : Ilmu Kesehatan Masyarakat 


VIDEO PENYULUHAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK 


                                       








JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)

DI WILAYAH KERJA KANTOR DESA BERSUJUD

KECAMATAN SIMPANG EMPAT

KABABUPATEN TANAH BUMBU

 

Dosen Pengampu : Tuti Meihartati.,SST.M.Kes


 

 

 

 

 

DI SUSUN OLEH :

RINI SARI DEWI

NIM.1115150397

 

 

 

 

PROGRAM STUDI D –III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUL AZHAR
BATULICIN
2017

 






PENYULUHAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DI WILAYAH KERJA KANTOR DESA BERSUJUD
KECAMATAN SIMPANG EMPAT
KABABUPATEN TANAH BUMBU

Rini Sari Dewi
Mahasiswi Program Studi D-III Kebidanan STIKES Darul Azhar Batulicin

ABSTRAK
Kegiatan pengabdian dilatar belakangi dari pemikiran bahwa perlunya penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bagi Masyarakat guna untuk menghindari dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk yang dapat membahayakan kesehatan khususnya pada masyarakat yang ada di wilayah kerja kantor desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu. Rumusan masalah dalam pengabdian ini adalah : 1). Bagaimana pengertian Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 2). Bagaimana manfaat dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3). Bagaimana prosedur dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk suatu penyuluhan  singkat selama 1 jam pertemuan dengan anggota masyarakat sebanyak 10 orang masyarakat di wilayah kerja kantor desa Bersujud yang dilaksanakan di kantor desa Bersujud. Pertemuan selama 1 jam ini membahas tentang teori mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), langkah-langkah pelaksanaan penyuluhan adalah sebagai berikut: Penyuluh membahas mengenai teori Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam tataran teoritis yang meliputi pengertian, manfaat dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) langkah-langkah pelaksanaan dan prosedur Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Penyuluhan pengabdian memberikan  arahan dan bimbingan kepada masyarakat dan mempraktekkan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pengabdian ini adalah metode ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlangsung, diperoleh beberapa hasil yang positif, diantaranya adalah: 1). Para peserta menunjukkan perhatian yang sangat tinggi terhadap materi pengabdian yang disampaikan oleh penyuluh pengabdian 2). Para peserta menunjukkan reaksi yang positif terhadap penerapan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3). Para peserta aktif bertanya dan mengungkapkan  masalah-masalah yang dialaminya selama ini dan mereka bersemangat untuk dapat menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah masing-masing dalam keseharian. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah bertambahnya wawasan, banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang diperoleh oleh  Masyarakat di wilayah Kantor Desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Kata Kunci : Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)



 PENDAHULUAN
Usaha untuk mengatasi masalah penyakit DBD di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan, berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Secara teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai penularan Demam Berdarah Dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vektor. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, diantara salah satunya adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Pengendalian vektor dengan cara kimia hanya membebankan perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang bersifat sementara dan dilakukan hanya apabila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah. Cara ini memerlukan dana yang tidak sedikit serta mempunyai darnpak negative terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan cara lain yang tidak menggunakan bahan kimia diantaranya melalui peningkatan partisipasi masyarakat untuk pengendalian vektor dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (Indra, 2003 cit. Permai, (2010).
Pengendalian vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DUD) telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan: nomor 581/Menkes/SK/Vll l992 tentang pemberantasan penyakit Dernam Berdarah dan Kepmenkes nomor 92 tabun 1994 tentang perubahan atas lampiran Kepmenkes Nomor 581/Menkes/SK/1992, yang dititikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan  penderita DBD dengan memperkuat kapasitas rumah sakit, memperkuat surveilans epidemiologi dan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD (Kepmenkes RI, 2012).
Pengendalian vektor dengan kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan secara periodik oleh masyarakat yang dikoordinir oleh Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW). Keberhasilan kegiatan PSN dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih besar dari 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi (Depkes RI, 2005).
Batulicin, (Antaranews Kalsel) - Jumlah penderita penyakit yang diduga Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, selama 2015 tercatat 272 kasus, satu orang di antaranya meninggal dunia.
Penderita DBD tersebut tersebar di beberapa kecamatan, di Kecamatan Satui 119 kasus, Kusan Hilir 45 kasus, dan Simpang Empat 70 kasus.
Upaya pemberantasan DBD dititikberatkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, dan mengubur), pemantauan ABJ dan penanganan di rumah tangga. Selain itu Pemberantasan Sarang Nyamuk juga bias dilakukan dengan cara memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air, serta Plus mencegah perkembang biakan nyamuk dengan memelihara ikan pemakan jentik, memasang kasa, mengatur ventilasi dan pencahayaan di dalam ruangan adalah cara efektif untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD).

 METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk suatu penyuluhan  singkat selama 1 jam pertemuan dengan anggota masyarakat sebanyak 10 orang masyarakat di wilayah kerja kantor desa Bersujud yang dilaksanakan di kantor desa Bersujud.
Pertemuan selama 1 jam ini membahas tentang teori mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),
Langkah-langkah pelaksanaan penyuluhan adalah sebagai berikut: Penyuluh membahas mengenai teori Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam tataran teoritis yang meliputi pengertian, manfaat dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) langkah-langkah pelaksanaan dan prosedur Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Penyuluhan pengabdian memberikan  arahan dan bimbingan kepada masyarakat dan mempraktekkan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

 Realisasi Pemecahan Masalah
Kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut:
1.              Persiapan.
a.       Mengurus surat izin dan surat tugas untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
b.      Menghubungi Kepala Desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat menetapkan jumlah peserta dan jadwal pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.
2.       Pelaksanaan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal  07 April 2017 di Kantor Desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu.

 Khalayak Sasaran
Sebagai peserta dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah para staff kantor desa Bersujud dan Masyarakat desa Bersujud di Wilayah Kantor Desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu.

 Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pengabdian ini adalah metode ceramah dan tanya jawab,

 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlangsung, diperoleh beberapa hasil yang positif, diantaranya adalah:
1.      Para peserta menunjukkan perhatian yang sangat tinggi terhadap materi pengabdian yang disampaikan oleh Penyuluh pengabdian.
2.      Para peserta menunjukkan reaksi yang positif terhadap penerapan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
3.      Para peserta aktif bertanya dan mengungkapkan  masalah-masalah yang dialaminya selama ini dan mereka bersemangat untuk dapat menerapkan s Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah masing-masing dalam keseharian.
Ditinjau dari segi materi pengabdian yang disampaikan, banyak pengalaman atau pengetahuan baru yang diperoleh oleh  Masyarakat di wilayah Kantor Desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Sebaliknya bagi Penyuluh pengabdian juga memperoleh beberapa input yang bermanfa’at tentang berbagai keluhan yang dialami oleh masyarakat di wilayah kerja kantor desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Semua pengalaman tersebut dapat penyuluh pengabdian gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di masa- masa yang akan datang.
Secara  umum  kegiatan  pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh penyuluh pengabdian masyarakat ini tidaklah menemukan kendala yang cukup berarti, dalam artian bahwa pelaksanaan kegiatan ini cukup lancar. Hanya saja karena keterbatasan dana untuk pelaksanaan pengabdian ini, maka menyebabkan keterbatasan bentuk, jenis, dan waktu pelaksanaan kegiatan.

 KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian yanag telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat:
1.      Meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di wilayah kerja Kantor Desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.
2.      Meningkatkan semangat para masyarakat demi menjaga kesehatan dan menghindari penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk yang dapat mebahayakan kesehatan.
Berdasarkan kepada hasil yang diperoleh maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Berdasarkan permintaan dari peserta, hendaknya kegiatan-kegiatan seperti ini dapat ditingkatkan frekuensi pelaksanaannya.
2.      Biaya untuk pelaksanaan kegiatan ini hendaknya lebih ditingkatkan, sehingga dapat melaksanakan kegiatan lebih variatif dan waktu lebih lama.


 DAFTAR PUSTAKA
 Azwar, Arif. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya : Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2011. Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes Indonesia. Depkes RI : Jakarta
Depkes RI. 2007. Ayo Lakukan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah. Jakarta: Pusat Promosi Kesehat
Permai, Wadung Indah, (2010),
http://wadunrt.wordpress.com/2010/03/22/makalah-demam-berdarah-dengue.01/April/2017, 11.33
Kementrian Kesehatan RI. 2007. Waspada Demam Berdarah. Jakarta: Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kemenkes RI.
Malasari, Sukma N.N. 2010.Perbedaan Faktor Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Lingkungan di Desa Endemis dan Non Endemis DBD (Studi di Puskesmas Ngadiluwih, Kab. Kediri (Skripsi). Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR.
Sulawesi Tengah, Media Litbang Kesehatan.
Kepmenkes Rl. 2012. Petunjuk Teknis Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Oleh Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK). Jakarta : Kepmenkes RI.


Praktik KBI dan KBE

STIKES Darul Azhar Batulicin Program Studi D-III Kebidanan Dosen Pengampu : Lidia Widia,SST,.M.Kes Mata Kuliah         : Asuhan Kegawatdar...